Baca Juga
Indikator UKG Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Istilah PTK
PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan.
Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planing, action, observation/evaluation, dan reflection.
. Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan kompetensi guru merupakan tanggung jawab moral bagi para guru di sekolah. Peningkatan kompetensi guru mencakup empat jenis, yaitu :
1. kompetensi pedagogik
2. kompetensi profesional,
3. kompetensi sosial, dan
4. kompetensi kepribadian.
Praktik pembelajaran melalui PTK dapat meningkatkan profesionalisme guru.
Hal ini, karena PTK dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa, peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional guru.
Pentingnya PTK
PTK adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaan tugas sehari-hari (mengajar yang mendidik), oleh karena itu hendaknya sedapat mungkin memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai yang secara praktis tidak mengganggu atau menghambat komitmen tugasnya sehari-hari.
Teknik pengumpulan data jangan sampai banyak menyita waktu, sehingga tugas utama guru tidak terbengkalai.
Metodologi penelitian hendaknya memberi kesempatan kepada guru untuk merumuskan hipotesis yang kuat, dan menentukan strategi yang cocok dengan suasana dan keadaan kelas tempatnya mengajar.
Masalah yang diangkat hendaknya merupakan masalah yang dirasakan dan diangkat dari wilayah tugasnya sendiri serta benar-benar merupakan masalah yang dapat dipecahkan melalui PTK oleh guru itu sendiri.
Sejauh mungkin, PTK dikembangkan ke arah meliputi ruang lingkup sekolah.
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik PTK yang dapat membedakannya dengan penelitian formal adalah sebagai berikut :
Penelitian Formal
1. Dilakukan oleh orang lain
2. Sampel harus representative
3. Instrumen harus valid dan reliabel
4. menggunakan analisis statistic
5. Menggunakan hipotesis
6. Mengembangkan teori
PTK
1. Dilakukan sendiri oleh guru
2. Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan
3. Validitas dan reliabilitas instrumen tidak diperhatikan
4. Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit
5. Tidak selalu menggunakan hipotesis
6. Memperbaiki pembelajaran
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas :
Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.
Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Istilah PTK
PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan.
Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planing, action, observation/evaluation, dan reflection.
. Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan kompetensi guru merupakan tanggung jawab moral bagi para guru di sekolah. Peningkatan kompetensi guru mencakup empat jenis, yaitu :
1. kompetensi pedagogik
2. kompetensi profesional,
3. kompetensi sosial, dan
4. kompetensi kepribadian.
Praktik pembelajaran melalui PTK dapat meningkatkan profesionalisme guru.
Hal ini, karena PTK dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa, peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional guru.
Pentingnya PTK
PTK adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaan tugas sehari-hari (mengajar yang mendidik), oleh karena itu hendaknya sedapat mungkin memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai yang secara praktis tidak mengganggu atau menghambat komitmen tugasnya sehari-hari.
Teknik pengumpulan data jangan sampai banyak menyita waktu, sehingga tugas utama guru tidak terbengkalai.
Metodologi penelitian hendaknya memberi kesempatan kepada guru untuk merumuskan hipotesis yang kuat, dan menentukan strategi yang cocok dengan suasana dan keadaan kelas tempatnya mengajar.
Masalah yang diangkat hendaknya merupakan masalah yang dirasakan dan diangkat dari wilayah tugasnya sendiri serta benar-benar merupakan masalah yang dapat dipecahkan melalui PTK oleh guru itu sendiri.
Sejauh mungkin, PTK dikembangkan ke arah meliputi ruang lingkup sekolah.
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik PTK yang dapat membedakannya dengan penelitian formal adalah sebagai berikut :
- PTK merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami guru berkaitan dengan siswa di kelas itu.
- Metode PTK diterapkan secara kontekstual, dalam arti bahwa variabel-variabel yang ditelaah selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu sendiri.
- PTK terarah pada suatu perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran, dalam arti bahwa hasil atau temuan PTK itu adalah pada diri Guru telah terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan sikap dan perbuatannya.
- PTK bersifat luwes dan mudah diadaptasi.
- PTK banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung atas refleksi diri peneliti.
- PTK sedikitnya ada kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal percobaan tindakan yang segera dilakukan dan ditelaah kembali efektivitasnya.
- PTK bersifat situasional dan spesisifik, yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus.
Penelitian Formal
1. Dilakukan oleh orang lain
2. Sampel harus representative
3. Instrumen harus valid dan reliabel
4. menggunakan analisis statistic
5. Menggunakan hipotesis
6. Mengembangkan teori
PTK
1. Dilakukan sendiri oleh guru
2. Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan
3. Validitas dan reliabilitas instrumen tidak diperhatikan
4. Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit
5. Tidak selalu menggunakan hipotesis
6. Memperbaiki pembelajaran
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas :
- Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya PTK yang dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
- Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang berlebihan.
- Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan reliabilitasnya yang memungkinkan guru dapat mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelas, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis tindakannya.
- Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar membuat guru galau, sehingga atas dasar tanggung jawab profesional, dia didorong oleh hatinya untuk memiliki komitmen dalam rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK.
- Pelaksanaan PTK seyogyanya mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi.
- Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat PTK hendaknya tidak terbatas hanya pada konteks kelas atau mata pelajaran tertentu, tetapi tetap mempertimbangkan perspektif sekolah secara keseluruhan.
Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.
Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
- Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.
- Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, produknya adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan.
- Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan guru.
6. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang. Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kesehariannya.
Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan proses pengkajian suatu masalah pada suatu kelas melalui sistem daur ulang dari berbagai kegiatan. Daur tersebut dapat dilaksanakan bertolak dari hasil refleksi diri tentang adanya unsur ketidakpuasan diri sendiri terhadap kinerja yang dilakukan dan yang dilalui sebelumnya. Misalnya, guru sadar bahwa hasil belajar siswa pada bidang studi yang diasuh selalu terpuruk. guru saat itu berpikir tentang strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini, fasilitas yang mendukung pelajaran, lalu mencari kelemahan-kelemahan kinerja yang telah dilakukan yang diduga sebagai penyebab terpuruknya hasil belajar siswa. Untuk merencanakan tindakan perbaikan, ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu guru, sebagai berikut.
8. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa PTK yang sering digunakan sampai pada saat ini di dalam dunia pendidikan yaitu :
Model Kemmis, model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc.Taggart tahun 1988. mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi) dalam suatu system spiral yang saling terkait.
Model Ebbut, model ini terdiri dari tiga tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti.
Semua akibatnya dicatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana umum tahap kedua. Pada tingkat kedua ini, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ke tingkat tiga. Pada tingkatan ini, tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan efek tindakan, kemudian kembali ketujuan umum penelitian tindakan untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat terpecahkan.
Model Elliot, model ini dikembangkan oleh dua orang sahabat, yaitu Elliot dan Edelman. Mereka mengembangkan dari model Kemmis dibuat dengan lebih rinci pada setiap tingkatannya, agar lebih memudahkan dalam tindakannya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut digunakan untuk menyusun laporan penelitian. Dalam penelitian tindakan model ini, setelah ditemukan ide dan permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan lapangan.
Model Mckernan, pada model ini, ide umum telah dibuat lebih rinci, yaitu dengan diidentifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subjek dan dinyatakan hipotesi atau jawaban sementara terhadap masalah di dalam setiap tingkatan atau daur. Perlu diperhatikan pada setiap daur tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat dicapai.
Kesimpulan
PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan,
1. Planing,
2. Action,
3. Observation/evaluation, dan
4. Reflection.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PTK
BAGIAN PEMBUKA
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (bila ada)
Daftar Gambar (bila ada)
Daftar Lampiran
Abstrak atau ringkasan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN (CARA PENELITIAN)
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK)
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Tindakan
Analisis dan Refleksi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
B. Siklus II
C. Siklus III)
D. Siklus berikutnya (jika ada)
Pembahasan antar siklus
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang. Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kesehariannya.
Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan proses pengkajian suatu masalah pada suatu kelas melalui sistem daur ulang dari berbagai kegiatan. Daur tersebut dapat dilaksanakan bertolak dari hasil refleksi diri tentang adanya unsur ketidakpuasan diri sendiri terhadap kinerja yang dilakukan dan yang dilalui sebelumnya. Misalnya, guru sadar bahwa hasil belajar siswa pada bidang studi yang diasuh selalu terpuruk. guru saat itu berpikir tentang strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini, fasilitas yang mendukung pelajaran, lalu mencari kelemahan-kelemahan kinerja yang telah dilakukan yang diduga sebagai penyebab terpuruknya hasil belajar siswa. Untuk merencanakan tindakan perbaikan, ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu guru, sebagai berikut.
- Apa kepedulian anda terhadap kelas itu?
- Mengapa anda peduli terhadap hal tersebut?
- Apa yang menurut pendapat anda, anda dapat lakukan berkenan dengan hal itu?
- Bukti-bukti yang bagaimana yang dapat anda kumpulkan untuk membantu menelaah apa yang terjadi?
- Bagaimana anda akan mengumpulkan bukti-bukti itu?
- Bagaimana anda akan memeriksa bahwa pertimbangan anda mengenai apa yang terjadi itu cukup tepat dan cermat?
8. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa PTK yang sering digunakan sampai pada saat ini di dalam dunia pendidikan yaitu :
Model Kemmis, model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc.Taggart tahun 1988. mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi) dalam suatu system spiral yang saling terkait.
Model Ebbut, model ini terdiri dari tiga tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti.
Semua akibatnya dicatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana umum tahap kedua. Pada tingkat kedua ini, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ke tingkat tiga. Pada tingkatan ini, tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan efek tindakan, kemudian kembali ketujuan umum penelitian tindakan untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat terpecahkan.
Model Elliot, model ini dikembangkan oleh dua orang sahabat, yaitu Elliot dan Edelman. Mereka mengembangkan dari model Kemmis dibuat dengan lebih rinci pada setiap tingkatannya, agar lebih memudahkan dalam tindakannya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut digunakan untuk menyusun laporan penelitian. Dalam penelitian tindakan model ini, setelah ditemukan ide dan permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan lapangan.
Model Mckernan, pada model ini, ide umum telah dibuat lebih rinci, yaitu dengan diidentifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subjek dan dinyatakan hipotesi atau jawaban sementara terhadap masalah di dalam setiap tingkatan atau daur. Perlu diperhatikan pada setiap daur tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat dicapai.
Kesimpulan
PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan,
1. Planing,
2. Action,
3. Observation/evaluation, dan
4. Reflection.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PTK
BAGIAN PEMBUKA
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (bila ada)
Daftar Gambar (bila ada)
Daftar Lampiran
Abstrak atau ringkasan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN (CARA PENELITIAN)
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK)
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Tindakan
Analisis dan Refleksi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
B. Siklus II
C. Siklus III)
D. Siklus berikutnya (jika ada)
Pembahasan antar siklus
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran